Pages

Friday, October 21, 2016

Kpop Fans Sebagai Minoritas



 

Tidak bisa dipungkiri lagi demam K-Pop telah melanda Indonesia, dimana-mana hal-hal yang berbau K-Pop menjadi laris manis, mulai dari makanan, pakaian, budaya, bahasa yang berangkat dari kesuksesan drama dan musik Korea yang mulai mewabah di kawasan ASIA. Dan di Indonesia sendiri selain drama yang paling memberikan pengaruh adalah masuknya industry musik K-Pop yang disambut hangat oleh para pengemarnya di tanah air.

Menjadi salah satu pencinta dan penikmat K-pop, salah satu aliran musik pop Korea, tampaknya adalah sebuah hal yang keren. Iya, keren waktu kamu bisa menabung, mengumpulkan uang untuk menonton konser artis K-pop  kesayanganmu yang kebanyakan selalu di Jakarta. Namun, pernahkah kamu berada di lingkungan dimana kamu yang pecinta K-pop jadi minoritas? Misalnya, di antara teman-teman sekelompok, cuma kamu yang mendengarkan lagu-lagu BTS. Atau mungkin ketika teman-teman kampusmu menyetel lagu Sorry-nya Justin Bieber ratusan kali dan kamu cuma pakai headset sambil mendengarkan lagu Manse-nya Seventeen. Cuma kamu sendiri. Yup, I fell you girls.

Saat itu kamu memantapkan tekadmu untuk menunjukkan betapa kerennya anggota boyband atau girlband itu ke teman-temanmu yang bukan pecinta K-pop. Harapanmu sih biar mereka jadi tertarik dan ikutan suka. Cita-citamu
adalah kamu nggak bakal sendirian jadi pecinta K-pop di ekosistemmu. Namun semua kisah masa depan gilang gemilang itu runtuh karena reaksi temanmu seperti “Apasih gajelas banget lagunya”.

Kamu merasa begitu sedih, kadang frustasi, kenapa teman-temanmu tidak bisa melihat keindahan yang dilihat olehmu. Mungkin memang benar seperti cinta ya, nggak semua orang bisa melihat keindahan yang sama dari seseorang. Feel-nya nggak dapet. Ketika kamu nyetel lagu K-pop kenceng-kenceng, berharap teman yang lain bisa tertarik dan suka dengan lagu itu, cuma ekspresi aneh yang dikeluarkan oleh orang-orang di lingkungan sekitarmu. Bahkan tidak sampai di sana saja, kadang temanmu malah menghina anggota boyband yang kamu puja itu.
"Ih, apaan sih? Banci banget, ngapain cowok pakai eyeliner sama make-up segala?". Dan seketika, tampangmu langsung berubah. "Apa?! Banci?! Lu pikir Drake yang nyanyi lagu poco-poco Hotline Bling gitu juga keren?"
Mereka bilang, "Apaan sih K-pop? Paling cuma cewek sama cowok dengan cetakan muka sama semua terus joget rame-rame!" 
Mereka nggak paham. Mereka nggak tahu ceritanya. Mereka nggak akan pernah bisa mengerti!

Selain itu para Korean lovers dan Korean haters sering kali berdebat tentang pendapat mereka terhadap drama-drama Korea. Yang suka akan mati-matian membela dan sebaliknya yang nggak suka juga membencinya habis-habisan. Sebagai minoritas dibandingkan pecinta drama Turki dan India, inilah jawaban kami pecinta Korea untuk kalian yang selama ini bertanya-tanya.




1. Nggak semua drama Korea itu cengeng atau menye-menye. Cerita yang diangkat justru beragam dan pesan yang disampaikan sangat mengena di hati.
Banyak yang bilang para penikmat drama Korea suka hidup di negeri dongeng dan mendambakan kehidupan dramatis. Dijamin 100%, yang bilang kayak gini baru nonton satu atau dua drama. Padahal drama Korea yang benar-benar menjunjung kualitas cerita sangat banyak dan justru kita tak menemukannya di sinetron Indonesia.

2. Angle kameranya nggak main-main, kualitasnya udah mirip-mirip kayak film-film layar lebar.

Angle kamera sangat berpengaruh terhadap bagaimana cara kita memaknai cerita. Kalau cara pengambilan gambarnya cuma itu-itu saja ya ceritanya nggak bakal seru.

3. Kami tuh sangat kagum dengan cara orang Korea memperkenalkan budayanya lewat cerita-cerita drama. Nggak bakal bikin bosen deh pokoknya!

Bukan hanya karena pemainnya ganteng dan cantik, tapi budaya masyarakat Korea yang tampak dalam setiap adegan drama juga sangat menarik dan banyak sisi positif yang bisa diambil.

4. Kata siapa aktor Korea itu “cantik” dan kurang “laki-laki”, mereka bisa terlihat macho banget kok dengan caranya sendiri.

Cowok-cowok bilang kalau kaum adam Korea selalu memiliki penampilan yang mengurangi nilai macho mereka. Padahal banyak juga aktor Korea yang benar-benar macho, jangan-jangan kamu iri ya karena nggak bisa se-macho mereka?

5. Beberapa memang wajahnya mirip-mirip. Tapi nggak bisa dipungkiri, mereka tetap ganteng dan cantik-cantik ‘kan?

Operasi plastik di Korea memang sudah tak diragukan lagi banyaknya. Terlepas dari setuju atau tidak, kita tetap harus mengakui bahwa wajah mereka memang tampan, cantik, dan sedap dipandang mata. Kamu yang tak suka dan enggan dibandingkan ketampanan atau kecantikannya sah-sah saja, tapi kalau kami masih tetap menyukainya.

6. Selalu ada quote bagus di setiap adegannya, quote yang seringkali menginspirasi atau bahkan memotivasi masa depan kita.

Hampir semua drama Korea selalu memenuhi adegan-adegannya dengan quote-quote bagus yang sangat menginspirasi dan mengena di hati. Biasanya berupa kata-kata motivasi atau nasehat hidup yang maknanya sangat dalam. Contohnya tuh dari drama Descendants of The Sun "It is not because you are good. It is because Seo Dae-young is a real soldier. That's why I love him. If you don't allow me to be sent to Uruk, you will lose not only first lieutenant Yoon Myung-joo but also daughter Yoon Myung Joo." (Yoon Myung-Joo berbicara kepada ayahnya, yang berpikir buruk tentang Seo Dae-young sebagai calon suami Yoon Myung-joo).


7. Ceritanya gak mudah ditebak dan selalu bikin kita penasaran. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Pokoknya bikin pengen nonton terus…
Tak selalu happy ending dan tak jarang kita dibuat emosional dan penasaran akut karena dalam suatu episode diakhiri dengan tanda tanya besar yang sulit kita tebak seperti apa kelanjutannya nanti.

8. Jumlah episode-nya gak sebanyak sinetron Indonesia. Males banget gak sih kalau ceritanya sampai bisa dibikin jilid kedua atau bahkan ketiga?

Semua cerita punya visi yang jelas dan tidak akan ada perubahan angle cerita di tengah jalan. Jumlah episodenya pun sudah jelas sejak awal cerita tersebut dimulai. Walaupun ratingnya meroket, tak akan ada kebijakan khusus untuk memperpanjangnya hingga puluhan episode, paling hanya satu sampai tiga episode saja.

9. Semua pemainnya punya skill akting yang berkualitas, gak salah ‘kan kalau penonton jadi mudah terbawa cerita?

Pemain figurannya saja bisa berakting layaknya bintang utama, tentu bisa dibayangkan bagaimana kualitas akting bintang papan atasnya. Mereka sangat profesional dan totalitas dalam berakting dan sebagai penonton pun kami sangat menikmatinya.

10. Bukannya nggak cinta Indonesia, justru dari drama Korea kita belajar bagaimana cara mereka mencintai negaranya.

Drama Korea justru yang sering menginspirasi kami tentang bagaimana mencintai negeri ini. Banyak cerita drama yang diangkat memiliki tema nasionalisme atau sejarah mereka yang sebenarnya tak jauh beda dengan kita, sama-sama ketimuran. 


LALU APA KOMENTAR PSIKOLOG TENTANG FANGIRL ATAU PENGGEMAR KOREA?
Seorang psikolog mengatakan: “Jangan meremehkan anak-anak yang mengejar selebriti Korea, hati mereka lebih murni daripada orang lain, mereka mencintai dengan tulus, mereka akan melakukan yang terbaik untuk mengatasi rintangan yang sulit, hambatan bahasa dan budaya. Mereka melambangkan perdamaian, mereka tidak mendiskriminasi berdasarkan ras, mereka berteman dengan orang-orang yang memiliki ketertarikan yang sama dari berbagai negara, mereka lebih bergairah dan hangat dibandingkan dengan orang lain. Mereka tidak mengkhianati orang yang mereka sukai dengan mudah, mereka gigih dan tidak mudah menyerah. Mereka lebih kuat daripada orang lain di dalam, karena ketika mereka mencintai bintang-bintang Korea, mereka mengalami sesuatu yang tidak pernah dialami selama hidupnya. Mereka semua anak-anak yang sensitif, mudah tersentuh, dan mudah menangis untuk waktu yang lama karena satu insiden.

Melalui investigasi, sebagian besar dari mereka memahami makna bersyukur. Cara berpikir mereka berbeda dari orang lain, mereka tidak mudah terbawa oleh cinta, mereka tidak pernah berpikir untuk melakukan hal-hal buruk, dan kriteria mereka saat mencari pasangan sangat tinggi, selain penampilan, kepribadian lebih penting, jadi tingkat perkawinan tidaklah tinggi, begitu juga dengan tingkat perceraian.

Memori mereka sangat baik, mereka dapat dengan mudah mengingat lirik korea yang tidak mereka mengerti, dan kemampuan koordinasi mereka juga sangat kuat. Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak ceria, bukan tipe yang mengurung diri sendiri. Ketekadan mereka juga sangat kuat, mereka mampu bertahan dan melakukan berbagai upaya untuk membeli sesuatu yang berhubungan dengan selebriti yang mereka sukai.

Singkatnya, cara berpikir anak-anak ini sangat berbeda dari orang lain, dan pikiran mereka tidak mudah untuk dipahami. Umumnya, hanya mereka yang memiliki ketertarikan yang sama yang mampu memasuki dunia mereka.”



Apa kalian setuju? Ya, saya pribadi setuju dengan apa yang dikatakan psikolog tersebut. Kami menjadi Kpopers yang termasuk kaum minoritas di lingkungan bukanlah hal yang mudah, kami bukan sekumpulan anak kurang kerjaan yang tergila-gila pada satu hal. Kami hanya jatuh cinta pada idola kami dan seperti yang kalian tahu, jika orang sedang jatuh cinta maka tidak akan ada yang bisa menghentikannya. Kami mengalami banyak hal saat mencintai idola kami, melakukan hal apapun untuk idola kami, untuk berjumpa dengan mereka, mendukung mereka dari jauh dengan tulus. Kami orang yang hebat jadi tolong jangan pernah remehkan kami, tolong hargai apa yang kami suka maka kami akan menghargai kalian.

Entah kamu suka atau tidak dengan Korea marilah kita berdamai dan mengakhiri perdebatan serta adu mulut untuk saling menjelekkan. Toh dunia ini selalu punya lebih dari dua sisi dan sisi manapun yang kamu pilih bukanlah masalah yang berarti karena perbedaan itu sangat wajar dalam kehidupan ini.



No comments:

Post a Comment