Pages

Saturday, April 15, 2017

Berita Hoax?



Berita hoax yang menyebar di tengah masyarakat lewat media sosial atau portal-portal berita, menimbulkan keresahan dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Kemunculannya menimbulkan segregasi kuat di tengah masyarakat yang berakibat menghabiskan energi cukup besar untuk sekadar berdebat di dunia maya. Budaya orang Indonesia yang bangga ketika mereka dapat menyebarkan berita pertama kali, baik itu berita benar atau tidak, juga menjadi salah satu sebabnya.

Saat ini berita hoax sudah dibuat sedemikian rupa menyerupai berita asli, dilengkapi dengan data-data yang seolah-olah itu adalah fakta. Kemunculan berita
hoax ini disebabkan ada pihak-pihak ingin membuat situasi menjadi kacau dan mengambil keuntungan dari sana.

Media penyebaran berita hoax dilakukan melalui portal-portal berita dan media sosial. Portal berita memproduksi konten hoax dengan beberapa tujuan, antara lain yang paling sering ditemui adalah alasan politik sekaligus ekonomi. Beberapa portal yang ditengarai memproduksi konten berbau hoax punya alasan kuat secara politik untuk mengkritik pemerintah. Media sosial, yang banyak dipakai untuk menyebarkannya adalah Facebook dan Twitter. Berita, grafis, dan video hoax disebarkan secara sistematis dan masif lewat akun-akun media sosial.

Selain media sosial, WhatsApp sering kali juga digunakan sebagai media penyebaran. WhatsApp relatif lebih sulit untuk dipantau karena sifatnya tertutup. Penyebaran lewat WhatsApp ini sangat efektif dan cepat karena modal sosial budaya masyarakat yang gemar berbagi cerita.

Contoh Berita Hoax


Pokemon Go: 'Aku Yahudi'
Begitu Nintendo dan Niantic Labs meluncurkan aplikasi permainan Pokemon Go, semua orang, termasuk masyarakat Indonesia, langsung kecanduan dengan permainan yang mengusung teknologi augmented reality ini.
Ketika pemain tengah "sibuk" menangkap Pokemon dengan perangkat ponsel pintarnya, muncul sebuah isu yang cukup mengagetkan sekaligus menggelitik mengenai Pokemon Go. Isu yang disebar melalui media sosial ini menyebutkan Pokemon Go memiliki arti: Aku Yahudi. Tidak hanya nama aplikasinya saja, nama-nama monster yang ada di dalam game juga disebut mempunyai makna, seperti Pikachu yang berarti: Jadilah Yahudi. Si penyebar hoax menyebut itu adalah arti dalam bahasa Syriac atau bahasa Suryani.
Nintendo sendiri membantah rumor ini dengan menyebutkan Pokemon tidak memiliki keterkaitan dengan agama. Pokemon sendiri berarti Pocket Monster atau monster saku. Bantahan juga diberikan oleh profesor Universitas Al-Azhar, Mohammed abu Laila. Menurutnya, nama karakter Pokemon tidak memiliki bukti yang valid sebagai ajakan Yahudi.




Solusi Melawan Hoax

Lalu bagaimana pemerintah menyikapi hal ini, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, yaitu:

Pertama, pemerintah bisa mengambil peran sebagai penengah dalam waktu sesegera mungkin, dalam hal ini sebagai verifikator, baik lewat akun resmi pemerintah maupun akun yang bisa diajak bekerja sama. Setiap berita hoax dan palsu yang menyerang kebijakan sebuah instansi, tidak lagi memerlukan waktu lama untuk diklarifikasi. Klarifikasi tidak hanya dalam bentuk teks, tetapi juga dalam bentuk grafis maupun video yang diproduksi dalam waktu singkat dan didistribusikan lewat jalur tradisional maupun media sosial atau situs resmi.

Kedua, pemerintah melakukan pendekatan terhadap akun-akun berpengaruh, memberikan pengertian sejauh mana bahaya isu-isu liar yang berkembang di media sosial. Media sosial bekerja sebagai penggiring opini, sehingga akun-akun berpengaruh mempunyai peran besar. Akun-akun berpengaruh ini bisa dalam bentuk akun personal asli maupun akun kelompok.

Ketiga, bekerja sama dengan Google untuk menghapus konten hoax dari mesin pencari mereka. Dengan kondisi Google bermasalah pajak, seharusnya pemerintah bisa melakukan proses lobi dengan posisi lebih kuat. Apalagi banyak web dan blog penyebar konten hoax memakai platform berbasis blogspot atau blogger milik Google.

Keempat, pemerintah membuat satu situs atau aplikasi resmi yang bisa menjelaskan pada masyarakat mana saja situs yang berbahaya untuk dibuka, karena kontennya yang hoax, atau berita-berita apa saja yang ternyata tidak benar. Ini menjadi rujukan utama bagi masyarakat.

Terakhir, melibatkan masyarakat umum secara langsung dengan membuat suatu komunitas yang bertujuan untuk memerangi hoax karena peran serta masyarakat juga dibutuhkan bagi pemerintah dalam persoalan ini. Komunitas ini dapat membantu pemerintah dengan cara melaporkan berita-berita hoax yang beredar dan menyampaikan kebenaran atas suatu berita hoax.

Cara melaporkan hoax

Apabila menjumpai informasi hoax, bagaimana cara mencegahnya supaya tidak merugikan orang banyak? Pengguna internet bisa melaporkan hoax tersebut melalui sarana yang tersedia di masing-masing media.
Untuk Facebook, gunakan fitur Report Status dan kategorikan informasi hoax sebagai hatespeech/harrasment/rude/threatening, atau kategori lain yang sesuai. Jika ada banyak aduan dari netizen, biasanya Facebook akan menghapus status tersebut.
Untuk Google, bisa menggunakan fitur feedback untuk melaporkan situs dari hasil pencarian apabila mengandung informasi palsu. Twitter memiliki fitur Report Tweet untuk melaporkan twit yang negatif, demikian juga dengan Instagram.
Pengguna internet dapat mengadukan konten negatif ke Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan melayangkan e-mail ke alamat aduankonten@mail.kominfo.go.id.
Masyarakat Indonesia Anti Hoax juga menyediakan laman data.turnbackhoax.id untuk menampung aduan hoax dari netizen. TurnBackHoax sekaligus berfungsi sebagai database berisi referensi berita hoax.

No comments:

Post a Comment